Tuesday, April 17, 2012

SUATU HARI BERSAMA 2 KULI ANGKUT

Peristiwa ini sebenarnya sudah terjadi beberapa minggu lalu, tapi entah kenapa baru sekarang aku ingin share disini…

Bertepatan hari Jumat tanggal merah, pagi-pagi aku sudah bersiap-siap menuju Surabaya. Semangat banget karena agenda kali ini adalah jalan-jalan plus berburu barang keperluan dapur pesanan beberapa tetanggaku, and also… kalo ada barang bagus boleh kan aku beli untuk sendiri hehehe…

Tempat pertama yang aku kunjungi adalah pusat perlengkapan dapur yang terkenal lengkap di Surabaya. Koleksinya memang variatif, termasuk juga koleksi double pan nya yang aku cari. Kebetulan aku juga member di situ jadi bisa mengambil barang dengan harga murah….

Setelah dapat beberapa item yang aku butuhkan, perburuan aku lanjutkan ke pusat grosir yang tergolong besar, tak jauh dari kitchenware depstore tadi. Cukup lama juga berburu barang-barang pesanan, juga barang keperluanku sendiri, sampai akhirnya tak terasa barang bawaanku jadi buannyyak banget. So aku putuskan mencari kuli angkut untuk membantuku membawa barang-barang sampai ke bis.

Ditengah kebingunganku karena “dikeroyok” para kuli angkut yang rata-rata bertampang “sangar” pandanganku tertuju pada seorang anak yang membawa payung berdiri di samping escalator. Berusia sekitar 9 tahun, penampilannya rapi, masih khas anak-anak dia terlihat santun, tidak seperti yang lain agresif banget. Buru-buru aku dekati dia.

“mau nggak bantu aku bawa ini? Berapa biasanya?”
“mau mbak. Terserah aja…”

Sampai di bis pun dia bersedia untuk mencarikan aku tempat duduk, sekaligus merapikan barang-barang bawaanku.Ketika aku beri selembar uang 5000, dia terlihat sibuk mencari uang dalam sakunya.

“maaf mbak, saya Cuma punya kembalian 1000…”
“Emang bisanya berapa?”
“3000 sudah cukup…..”
“Ambil aja semua, buat uang saku sekolahmu”
“makasih ya mbak”

Tiba-tiba saja keharuan muncul, betapa lugunya dia. Padahal tadi beberapa kuli angkut yang aku tanya pada pasang tarif, 5000, 7000, dst. Tak terasa sampai mbrebes mili, pasti bangga ya ortunya, punya anak yang jujur dan santun seperti dia.

Lamunanku terhenti ketika sampai di terminal. Belum sempat mengangkut semua bawaanku tiba-tiba ada seorang kuli angkut –kali ini seorang dewasa- yang langsung membawa bawaanku semua.

“ayo mbak, sampai bis 7000 saja…”

Aku tidak sempat menawar karena dia langsung membawa semuanya sambil setengah berlari, Dengan terengah-engah aku menyusulnya. Sampai di samping bis dengan kasar dia menaruh-lebih tepatnya melempar- bawaanku begitu saja.

“mana uangnya mbk..”
“mbok ya tolong sampai masuk bis pak, sama aja aku susah cari duduk di bis…”
“kalo sampai dalam bis nambah 1000”
“gimana sih, tadi sudah ngeroyok kok perhitungan banget!”
“ndak usah banyak omong, tadi sudah aku tolong, daripada berat?”

Di dalam bis, aku ndak habis pikir, merenungi kejadian yang barusan aku alami. Alangkah anehnya dunia, dua manusia yang sama-sama memainkan lakon sebagai kuli angkut, tapi sangat bertolak belakang. Betapa seorang anak bisa begitu dewasa, sementara ada orang yang tergolong dewasa tapi perilakunya sangat kekanakan….

Tiba-tiba saja aku teringat ucapan seorang teman saat memberi ucapan di hari  ultahku beberapa waktu lalu..
“menjadi tua itu pasti, tapi dewasa adalah pilihan sikap…”

Dan hari itu aku buktikan ucapannya. Bahwa bertambah tua bukan jaminan bisa dewasa…

Memilih Sekolah Yang Tepat | Ayahbunda Indonesia

Memilih Sekolah Yang Tepat | Ayahbunda Indonesia

Sunday, April 15, 2012

DONAT SERBU

Aku bilang Donat SERBU, karena tiap ada donat ini langsung laris manis diserbu para pasukan yang ada di rumah :-D. Bisa juga namanya SERBU karena emang harganya yang cuma Rp 1000 rupiah per bijinya.Donat yang cantik, ekonomis, soft n yummy banget. 100% aman karena homemade, dari bahan pilihan dan metode konvensional, karena resepnya ngintip dari ahlinya. Buat kesempatan apapun bisa, dan pilihan topping juga bisa menyesuaikan....



So, dont miss it ya...

Thursday, April 12, 2012

OTAK-OTAK BANDENG KHAS GRESIK

Menu khas Gresik yang terkenal ribet proses memasaknya ini akhirnya berhasil juga kubuat.Bangga banget deh (boleh ya memuji diri sendiri :-D), karena sebelumnya sempat pesimis hasil akhirnya. But, sempat tertantang juga, masa' orang Gresik asli gak bisa bikin otak-otak? Dengan semangat 45 plus Bismillah yang banyak, akhirnya jadi juga, Alhamdulillah...Otak-otak Bandeng a la aku ini yummy banget, karena dagingnya di sangrai lebih dulu sebelum dicampur dengan bumbu lainnya jadi lebih bertekstur.... Aku juga sengaja memanggangnya sebagai finishing touch biar aromanya lebih keluar. Bisa juga digoreng dengan melapisi otak-otak pake telur kocok terlebih dahulu


Kalo mau bikin sendiri, ini resepnya...
Bahan :
  • 1 ekor bandeng segar berat 700gram (bisa pake ukuran lebih kecil, yang penting beratnya akumulasinya sama....)
  • 1 butir telur, kocok lepas
  • 60 santan kental dari ¼ butir kelapa (sertakan kelapanya kira-kira 1 sendok makan)
  • 1 sendok teh garam
  • ½ sendok teh gula pasir
  • Daun pisang untuk membungkus

Bumbu halus :
  • 6 butir bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • 2 buah cabe rawit
  • 4 buah cabe keriting
  • 1 buah tomat ukuran kecil
  • ½ sendok teh terasi bakar
  •  1 sendok teh ketumbar bubuk
  • 1 sendok teh kencur parut
  • 1 lembar daun jeruk

Cara membuat :
  • Bersihkan ikan bandeng, pukul-pukul agar dagingnya lunak dan mudah dikeluarkan, hati-hati jangan sampai robek kulitnya. Pisahkan daging dengan durinya.Biarkan bentuk badan ikan bandeng tetap utuh (bisa juga bentuk potongan)
  • Haluskan daging ikan bandeng, sangrai sebentar sampai agak berbutir. Tambahkan bumbu halus, telur, santan, garam, dan gula, aduk rata.
  • Masukkan campuran daging ikan dalam badan ikan bandeng sampai membentuk ikan lagi, jahit (kali ini saya memilih bentuk potongan biar lebih mudah mengambil dagingnya)
  • Bungkus ikan bandeng dengan daun pisang, kukus sampai matang (kira-kira 20-30 menit)
  • Panggang sampai mengeluarkan aroma harum dan berwarna kecoklatan (gunakan penjepit dari bambu jika dibakar di atas bara api)
  • Enjoy it ;-)

Tuesday, April 10, 2012

KEJUTAN PAHIT DI SIANG BOLONG

Lagi sibuk ngurusi cucian tiba-tiba ada orang mengetuk pintu…
“mau beli pulsa mbak…”
“tulis dulu nomornya ya…”
“ada kembaliannya nggak? Kalo ga ada saya beli di tempat lain…”
“bentar ya saya liat dulu…”

Sementara orang itu aku suruh nunggu di teras, Aku masuk kamar untuk mencari uang receh. Butuh waktu agak lama mencari uang  89 ribu untuk kembalian karena dia menunjukkan uang 100 ribu, dan katanya beli pulsa 10 ribu.

Ketika aku keluar kamar untuk memastikan ada uang kembalian, aku lihat orangnya sudah tidak ada. Betapa terkejutnya aku ketika melihat dompet yang ada di dekat TV berantakan. Setelah aku cek, uang dagangan, uang belanja sehari-hari, uang transport Alvin, amblas semuanya.Bener-bener ga habis pikir, cepat sekali orang tadi mengambil uangku…padahal letak TV agak ke dalam ruangan dan kalo mau ke TV juga melevati kamar tempat aku mencari uang receh tadi…

Nelongso banget, karena uang tersebut aku kumpulkan dengan susah payah. Mungkin bagi kebanyakan orang jumlahnya relative kecil, tapi bagiku, berharga sekali. Dengan kegiatan pengisi waktu jualan pulsa elektrik, token, elpiji, dan jualan panci, sampai saat ini aku baru bisa mengumpulkan uang kecil, belum bisa menghasilkan yang besar.

Tapi sudahlah, mungkin belum rizki, semoga Allah menggantinya lewat jalan lain. Dan semoga kejadian ini menjadi alarm bagi aku untuk semakin meningkatkan kewaspadaan dengan orang-orang yang tak di kenal yang masuk rumah…

**Sudah dua jam yang lalu kejadiannya tapi sampai sekarang masih syok…entah karena masih nelongso atau capek “ngejar” maling tadi…

BAITI JANNATI




Pertama kali yang terlintas dalam pikiran aku ketika diajak papanya Alvin melihat-lihat perumahan tempat kami tinggal adalah, “what…. Aku akan menghabiskan waktu entah sampai berapa lama disini…???” kawasan yang suueeepppi, dikelilingi areal persawahan, panas (padahal masih dekat Pandaan yang notabene daerah berhawa sejuk), jauh dari mana-mana. Yang paling menakutkan…. Aku sendiri dan tidak kenal siapapun!!

Sempat nyesel kenapa juga aku berniat ikut papanya Alvin. Meninggalkan Gresik yang hommy, ortu , temans dan saudaras yang telah “mewarnai hidupku. Mau gimana lagi, aku harus menerima segala konsekuensi untuk keputusan hidup mandiri. Kerasan gak kerasan ya harus kerasan….

Awal pindah rumah adalah masa-masa yang berat, Belum punya tetangga (yang terdekat saja 7 rumah dari rumah kami). Semua pekerjaan rumah harus aku tangani sendiri. Ukuran rumah yang sempit membuat Alvin pinginnya main keluar melulu. Kalau siang panas, malam duingin banget. Tidak ada penjual makanan yang lewat depan rumah, karena memang jalannya g ada, hanya jalan setapak. Kami-aku dan Alvin-  dilanda homesick tingkat tinggi. Tak heran tiap papanya libur, Alvin buru-buru minta pulang Gresik. Beruntung papa Alvin cukup sabar menghadapi  kami berdua. Mengajak jalan-jalan keliling Pandaan, bermain ke teman kerjanya, sampai pergi ke tempat bermain sering dilakukannya untuk “meredam” kegalauan kami, meski, tetap saja rasa tidak kerasan itu tetap ada.

Day by day, perlahan aku bisa men – support diri sendiri. Mencari kegiatan yang positif (meski tetap didalam rumah karena aku kurang hobi nonggo), bersosialisasi dengan orang sekitar, dan mecari kesibukan-kesibukan lain pengisi waktu luang.Alvin juga mulai enjoy dengan lingkungan dan temans sekitarnya. Seiring bertambah usia, dia sudah lebih bisa beradaptasi, dan mengerti tanggung jawab. Entah karena perubahan mindset atau emang homesick nya sudah antiklimaks, alhamdulillah kami sudah merasa kerasan di rumah sendiri.

Sekarang, meski ada libur yang bertepatan long weekend, kami tetap enjoy di sini. Meski jauh dari yang namanya nyaman dan lega (maklum ukurannya sempit), perasaan home sweet home sudah terasa. Ketika pergi ke Gresik atau kemana pun, selalu pingin cepat pulang karena merasa lebih nyaman disini. Baiti Jannati, alhamdulillah… meski untuk pindah alamat KTP dan KK masih pikir-pikir dulu :-D

Friday, April 6, 2012

Alvin dan pak Kusain




Jumat, 6 April 2012. Matahari baru muncul ketika aku dan Alvin berjalan menyusuri persawahan di sebelah komplek perumahan kami. Melihat pak Kusain, petani yang biasa menggarap sawah di situ  sedang menuntun kedua sapinya masuk ke sawah, spontan aja Alvin menghampiri.

“ pak Kusain, itu kenapa sapinya kok mondar-mandir?” (wkwkwk…anakku emang sering berceloteh dengan perbendaharaan kata yang lucu)
“ini biar tanahnya lunak le….”
“ pake mixer kayak mama kalo bikin kue saja lho…”

Sampai disini aku yang menunggu di seberang sawah ga’ kuat lagi menahan tawa. Aku panggil Alvin, kujelaskan kalo pak Kusain sedang membajak sawah, biar tanahnya  gembur, mudah ditanami dan subur. Bisa juga membajak sawah pakai traktor. Setelah mendengar penjelasanku, Alvin menghampiri pak Kusain lagi.

“pak Kusain, kalo membajak sawah pake traktor saja…”
“waduh traktor itu mahal le…pak dhe ndak punya uang belinya…”
“besok aku minta kan papa ya, papaku bisa kok bikinnya,…”

Hmmm, ternyata anakku narsis juga, padahal papanya cuma kuli  :-D

Wednesday, April 4, 2012

FRENCH FRIES a la RESTO

Kentang goreng yg dah populer banget dan jadi kudapan fave Alvin, tapi masih relatif mahal kalo menurut ukuran kantong aku :D. Seneng bgt akhirnya bisa bikin sendiri, dengan rasa yang soft, krn free MSG. pastinya sehat, aman , dan murah meriah.




Berikut resepnya :
Bahan :
  • Kentang 1 kg (pilih yg belum tumbuh tunasnya, klo bisa colek dikit biar tau warnanya-pilih yg kuning)
  • tepung terigu protein tinggi (misalnya Cakra) 2 sendok makan
  • tepung maizena 2 sendok makan
  • tepung serbaguna untuk Fried Chicken 2 sendok makan
  • air kapur sirih 1 sendok makan (ambil yang beningnya ya..)
  • garam secukupnya
  • air untuk merendam
Cara membuat :
  • potong kentang bentuk stik -- bhs kulinernya frenched, maap klo salah ;D
  • cuci bersih, rendam dalam air yang dicampur garam dan air kapur sirih selama 1 jam (klo bisa masukin kulkas)
  • setelah 1 jam, cuci kentangnya, kemudian rebus sampai menjelang mendidih (sampe kentangnya keliatan setengah matang)
  • tiriskan kentang sampai benar-benar kering, bisa juga pake kain untuk mengalasi
  • setelah kering, campur tepung terigu cakra, maizena dan tepung serbaguna, taburkan pada kentang sambil diayak, diamkan sampai menempel sempurna. sampe sini, kentang bisa disimpan untuk stok dalam frezeer (klo g lsg digoreng)
  • goreng kentang sampai pada fase golden brown
  • angkat, tiriskan sampai kering
  • Enjoy it!
So simple kan..... ;-D

Tuesday, April 3, 2012

Alvin, Kucing, dan Ikan


Selasa, 3 April 2012.Pulang sekolah, seperti biasa Alvin antusias membersihkan tempat ikan yg dipeliharanya. Tetapi karena buru-buru ke wc, dia lupa naruh ikan diteras. Aku tidak menyadari hal ini karena aku tinggal masak di dapur. Sampai tiba-tiba dia berteriak heboh, tanpa sempat pake celana, dia lari mengejar kucing yang mengacak-acak tempat ikannya, dan memakan 4 dari 5 ikan yang ada. Tentu saja aku kaget, dan otomatis berlari mengejar dia.

Setelah berhasil mengajak dia pulang, membujuk dia pakai celana dan menyuruh berhenti menangis, barulah dia cerita. “Aku sayang ikanku. Aku pelihara biar jadi temanku, biar tumbuh jadi banyak dan rumahku rame..”

Saat itu aku sadar, betapa dalam perasaan anakku. Alvin yang selama ini dikenal hiperaktif dan di cap trouble maker sama para  tetangga (padahal dia adalah anak dengan kecerdasan kinestetik tinggi, kayaknya para tetanggaku aja yg harus belajar ilmu psikologi ya…) ternyata halus perasaannya. Kembali dia menangis tersedu-sedu dengan volume yg hampir tidak terdengar. Aku jadi ingat betapa antusiasnya dia dengan binatang dan tanaman. Dan memang dari hasil MIR nya (multiple intelligences research) waktu masuk TK dulu, tingkat kecerdasan kinestetik dan kecerdasan naturalis nya tinggi sekali. Pantas saja dia tidak tetarik dengan mainan mobil-mobilan, robot, atau mainan pasif lainnya. Dia lebih suka bersepeda, main bola, memelihara ikan, dan segala sesuatu yg berhubungan dengan alam. Bahkan suatu saat aku tawarkan ganti sepeda yang lebih besar, dia malah minta beli akuarium, hahahaha….

Well boy, mama akan selalu support kamu, apapun yang kamu suka. Asalkan tetep pada koridor yg benar.Tidak heran, tiap hari dia sibuk dengan ikan, aku biarkan saja. Toh dia konsekuen, rajin membersihkan dan memberi makan. Begitu juga dengan kura-kura yang sudah 2 tahun dipeliharanya. Sementara teman-temannya yang lain lebih suka beli jajan, mainan pasif, handphone bahkan ada yang sudah paham merek, Alvin tidak begitu. Alhamdulillah dia begitu membumi, meski kadang merengek juga kalo g boleh beli yg diinginkan. Namanya juga anak-anak…